Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Kisah Seorang Super Travel




1333616157597474531
tiaaja.multiplay.com
Salah satu transportasi yang aku sering gunakan adalah ‘travel’, jika perjalananku tidak bersama keluarga, karena ‘travel’ disini adalah sebuah transportasi dengan menggunakan mobil van, seperti minibus. Yang aku sering pergunakan adalah travel Jakarta - Bandung - Jakarta, dalam perjalanan untuk tugas ( aku pernah mendesain proyek besar di Bandung, tetapi aku juga sedang mengerjakan tugan banyak proyek di Jakarta, menjadikan aku paling tidak bolak balik Jakarta - Bandung 1 minggu sekali ), dan Jakarta - Yogyakarta - Jakarta, karena dulu ex. papi mertuaku almarhum tinggal di Yogyakarta dan aku sering diminta kesana sendiri untuk menemaninya …..
Karena jarak antara Jakarta - Bandung sbenarnya tidak terlalu jauh, hanya 1,5 jam dan jika hanya sendiri, aku sangat malas untuk menyetir mobil, jadi aku kesana dengan mengendarai ‘travel’. 1 tahun aku bertugas di Bandung, dan setiap minggu, minimal 1 kali, aku kesana, untuk meeting atau melaksanakan tugasku.  Dan karena aku bolak balik Jakarta - Bandung - Jakarta, travel itu sudah sangat mengenalku, sehingga aku sering diberi diskon khusus, atau jika aku kesana dengan membaw barang2 untuk pekerjaanku yang bisa memenuhi lebih dari 2 orang, pun aku diperlakukan khusus, dengan tanpa membayar.
Bagi ‘travel’ jarak Jakarta - Bandung ( sebelumnya, travel hanya melayani jarak yang lumayan jauh, dan jarak Jakarta - Bandung tidak termasuk diantaranya ), slogan mereka adalah ‘On Time Shettle’, dan memperkenalkan layanan ‘point to point shuttle’, mulai sekitar tahun 2005. Pada travel2  biasa yang berjarak jauh, menggunakan pola antar jemput. Dan banyak travel Jakarta - Bandung, juga mulai memperkenalkan konsep tepat waktu untuk setiap keberangkatan dari jadwal yang ada, tanpa melihat jumlah penumpang ( walau hanya 1 penumpang, mobil akan tetap berangkat ), sementara sistim antar jemput, menungga penumpang hingga mobil penuh, dan akibatnya tidak tepat waktu, dank arena itulah aku yang mempercayakan pada transportasi ini untuk pekerjaanku …..
Supir2 travel Jakarta - Bandungpun, menurutku sangat kooperatif, sopan dan sangat peduli dengan penumpangnya. Mobil2nya banyak yang baru, walau lama pun terlihat sangat terpelihara, AC nya dingin, nyaman dengan radio atau CD, sertatermasuk snack dan minum, walau hanya 1,5 jam. Aku selalu duduk di depan, di samping supir, sehingga aku dapat mengobrol serta banyak bertanya tentang apapun yang aku pikir supir itu tahu. Aku bergaul dengan banyak supir travel Jakarta - Bandung, dan merekapun tidak segan kepadaku untuk berbicara dan bertanya2 tentang pekerjaanku, ataupun juga untuk bercanda …..
Jadi, sekitar tahun 2006, aku terkenal diseputar supir travel, dan aku tidak malu karenanya, karena kami bisa menjadi teman dan sahabat, dimana mungkin suatu saat, masing2 akanmembutuhkan bantuan. Yah ….. namanya saja, ‘preman proyek’ …..
Nah, tentang travel Jakarta - Yogyakarta - Jakarta, ada seorang supir yang ternyata bisa menjadi bagian dari hidup salah satu sahabatku, sebagai seorang suami …..
Ceritanya begini :
Karena memang aku sering bolak balik Jakarta - Yogyakarta, sering kali aku ditemani oleh sahabatku, sebut saja namanya Sandra. Dan seperti kegemaranku, aku selalu memilih duduk di depan, di tengah2 supir dan Sandra di samping kiriku. Yang sering terjadi, travel itu selalu mengirim supir itu, sebut saja namanya Bara, ketempatku. Bara selalu mengantar - jemput aku ( dan sering kali, Sandar ), di rumah, atau di rumah orang tuaku atau dimanapun aku berada waktu itu. Sehingga pertemananku, Sandra dan Bara menjadi semakin akrab.
Bara adalah seorang suku Batak. Dia memang hanya lulusan SMP, dan dia sudah malang melintang di dunia ’supir’. Dari supir angkot, supri truk, supir pribadi dan terakhir, dia menjadi supir travel. Tampangnya lumayan, dan yang jelas, dia terlihat cukup baik dan peduli dengan penumpang2nya, termasuk aku dan Sandra.
Sebenarnya, Sandra adalah seorang gadis yang sedikit gemuk, tetapi cantik. Kulitnya putih,pipinya menggemaskan, sering membuat banyak orang gemas. Dan yang paling penting, Sandra sangat manja. Dan aku, sekitar tahun2 terakhir 1990-an ( tahun 1998- 1999 ), adalah seorang istri dengan 2 anak balita. Dan ternyata juga, Bara mulai ‘jatuh hati’ kepada Sandra ……
Suatu hari, Sandra ‘membuka’ perasaanya kepada Bara, bahwa Bara habis ‘menembaknya’. Aku terbelalak. Bagaimana mungkin? Bara adalah supir travel dengan kehidupannya yang ‘keras’. Keluarganya ada di Boyolali, dan di Jakarta, dia kost di tempat yang sumpek. Sedangakan Sandra, walaupun bukan seorang kaya, tetapi paling tidak dia sangat manja dalam hubungannya antar manusia. Aku saja agak ‘kewaahan’, jika Sandra menebar senyum kalau mau minta sesuatu, seperti anak kecil. Dan Sandra sudah biasa dikelilingi oleh orang2 yang mencintainya. Oya, Sandra adalah seorang sarjana ekonomi yang bekerja sebagai guru musik, dengan fasilitas yang cukup baik. Bagaimana mungkin Sandra akan bertahan dengan kehidupan bersama Bara?
Aku dan keluarganya sih, tidak memperdulikan tentang status sosialnya, atau status pendidikannya, tetapi kami hanya ingin, masing2 dari mereka menyadari tentang ‘apa yang dimaksud dengan perkawinan’, bahwa dalam perkawinan, sering di ambil hanya ‘manis2′nya saja, tetapi yang pahitnya belum dipikirkan. Mereka sudah dewasa, lebih tua dari umurku, ketika itu. Dan terlihat bahwa Sandra sudah mantap denan pilihannya. Dan merekapun menikahlah, beberapa bulan kemudian …..
Dan aku melihatnya, mereka mulai berbenah diri, ketika 2 orang anaknya lahir beberapa tahun kemudian. Mereka mulai sering rebut. Dengar2 dari Sandra, Bara agak ‘malas’ karena merasa Sandra bisa menopang hidupnya, secara karir Sandra mulai naik, dan Bara tetap sebagai supir travel. Barapun, menjadi sangat malas, ketika anak2nya mulai besar, sehingga Bara bisa ‘keluyuran’ tanpa terlalu memperdulikan keluarganya. Sandra banyak keluar uang untuk membli mobil, kontrak rumah serta membiayayi anak2nya, sementara Bara memang hanya sebagai supir travel yang hanya bisa mengirimkan uang kepada orang tuanya di Boyolali.
Kasihan Sandra ….. hidupnya seperti ‘diperas’ oleh cinta. Dia membanting tulang untuk mencari murid2 baru, sehingga pendapatannya bertambah. Dan Bara tidak mau mendampinginya, paling tidak seharusnya Bara mengantar jemput Sandra, dimana murid2nya banyak tersebar di seluruh Jakarta, tetapi dia tetap naik angkot, karena mobil yang dibelinya dijadikan travel oleh Bara, yang makin lama semakin tidak terurus, karena judi …..
Dan terakhir, sekitar 5 tahun lalu, keluarga Bara - Sandra berpikir untuk bercerai, entah sekarang, aku tidak pernah mendengar kabar tentang mereka ……
Sebuah cerita tentang seorang supir travel, yang sempat menjadi suami seorang wanita manja, dan justru sang wanita manja ini, menjadi seorang wanita kuat dan mandiri, dan si supir travel justru semakin ‘meluncur’ turun, dalam masing2 kehidupannya …..
Salamku …..

0 komentar:

Posting Komentar

 

free counters

Followers Bu-Share

Jam Sekarang
Tanggal
Salam Sapa :
Status Admin : Online*
User : User Online